Wednesday, November 30, 2011

Quetzalcoatl, the MesoAmerican God

Quetzalcoatl kadang di gambarkan sebagai sang cahaya, manusia terang oleh orang MesoAmerican. Ia adalah dewa pencipta langit dan daratan bagi Aztec. Kata Quetzalcoatl merupakan gabungan dari kata Quetzal yang merupakan burung MesoAmerika berwarna cerah sedangkan Coatl artinya ular, sehingga arti dari namanya adalah ular bersayap atau ular berbulu burung. Quetzalcoatl merupakan dewa Aztec paling terkenal, dan sering dianggap sebagai ketua dari para dewa. 


IMAGE 1: Ilustrasi rupa Quetzalcoatl yang terdapat pada Codex  Telleriano - Remensis pada abad ke 16

Penyembahan Quetzalcoatl tercatat semenjak 400 BCE - 600 CE di Teotihuacan, " Teotihuacan bangkit sebagai pusat agama di dataran tinggi Mexican, pada masa Kristus" - menyebar ke seluruh daerah MesoAmerika pada 600 - 900 CE. Pada 900 - 1519 CE, pusat penyembahannya berada di Cholula. Pada masa ini dewa mereka diberi nama Quetzalcoatl oleh para pengikut Nahua dengan bahasa Nahua, sedangkan di daerah Maya, mereka mengenalnya dengan sebutan Kukulcan atau Ququmatz, artinya ular bersayap tetapi menggunakan bahasa Mayan. Quetzalcoatl merupakan dewa yang disembah oleh berbagai macam etnis MesoAmerika, ini terbukti dengan ikon budaya yang kebanyakan berupa ular, seperti gambar yang terlihat dibawah ini, salah satu patung ular di kompleks Ciudadela di Teotihuacan menunjukkan dominasi ular bersayap, serta  di tembok Temple Xochicalco yang terukir ular bersayap.


IMAGE 2: Patung kepala ular bersayap atau Quetzalcoatl yang berada di kompleks Ciudadela di Teotihuacan



IMAGE 3: Ukiran ular bersayap yang sangat panjang ekornya, terdapat di Temple Xochicalco


IMAGE 4: Ukiran dinding dari Yaxchilan pada lintel 15 yang menggambarkan seekor ular bersayap 



Penggambaran awal ikonografi dari dewa dipercaya ditemukan pada Stela 19 di lokasi Olmec dari La Venta, menggambarkan seekor ular naik dari belakang seseorang yang sedang melaksanakan ritual dukun. Penggambaran ini diyakini dibuat sekitar 900 SM, dan budaya pertama yang menggunakan simbol ular berbulu sebagai simbol keagamaan dan politik yang penting adalah Teotihuacan. Pada kuil yang diberi nama Quetzalcoatl Temple di kompleks Ciudadela, ular berbulu menonjol dan alternatif dengan jenis yang berbeda  dari kepala ular. Sedangkan penggambaran paling awal dari Quetzalcoatl adalah ia merupakan ular berbulu yang seutuhnya ular, tetapi sesudah masa Maya klasik, ia mendapatkan fitur manusianya. Dalam ikonografi dari gambaran Maya klasik ular juga lazim, ular sering dilihat sebagai perwujudan dari langit itu sendiri, yang mempunyai peran dalam membantu dukun dalam memberikan gambaran akan dunia bawah.


MITOS QUETZALCOATL




IMAGE 5: Quetzalcoatl seperti yang diilustrasikan pada Codex  Magliabechiano pada abad ke 16
IMAGE 6: Ilustrasi Quetzalcoatl pada Codex  Borbonicus, abad ke 16


Quetzalcoatl adalah salah satu dari empat anak - anak Ometecuhtli dan Omecihuatl, ia sering dipanggil sebagai dewa bintang pagi dan Xolotl saudara kembarnya adalah dewa bintang malam ( Venus ). Sebagai dewa bintang pagi ia dikenal dengan gelar penguasa bintang fajar. Dia dikenal sebagai penemu buku dan kalender, pemberi jagung kepada umat manusia, dan kadang sebagai simbol kematian dan kebangkitan. Quetzalcoatl juga pelindung para imam dan mempunyai gelar imam tinggi kembar Aztec. Kebanyakan kepercayaan MesoAmerika termasuk siklus matahari. Biasanya, masa kita disebut sebagai matahari ke lima, yang sebelumnya yaitu matahari keempat sudah hancur oleh banjir, api dan sejenisnya. Quetzalcoatl pergi ke Mictlan, dunia bawah, dan menciptakan dunia manusia ke lima dari tulang ras sebelumnya ( dengan bantuan Chihuacoatl ) menggunakan darahnya sendiri, dari luka di penis, untuk mengilhami tulang dengan kehidupan baru. Klaim bahwa kelahirannya berasal dari kelahiran Dewi Coatlicue yang perawan dibantah oleh salah satu ulama " Tidak ada teks pra atau pasca penaklukan yang mengatakan Quetzalcoatl lahir dari perawan ". Atau, dia adalah putra dari Xochiquetzal dan Mixcoatl. Salah satu cerita Aztec mengklaim bahwa Quetzalcoatl telah tergoda oleh Tezcatlipoca untuk menjadi mabuk dan tidur dengan seorang pendeta selibat ( dibeberapa teks, adiknya yaitu Quetzalpetlatl ) dan kemudian membakar dirinya sendiri sampai mati keluar dari penyesalan. Hatinya menjadi bintang pagi.

Saturday, November 26, 2011

Wilmana-UFO Ramayana

PENGERTIAN dan PENDESKRIPSIAN WILMANA


Wilmana atau Walimana dalam susatra Hindu adalah nama sejenis wahana yang dapat terbang di angkasa. Keberadaan kitab terbang ini terdapat pada kitab Ramayana dan Mahabharata, dua susastra Hindu terkenal. Selain itu, disebutkan pula dalam susastra Jaina. Dalam bahasa Indonesia, Wilmana berarti kendaraan dewa yang berupa burung besar. Dalam bahasa Bali, Wilmana merujuk pada raksasa bersayap. Susastra India kuno mendeskripsikan Wilmana sebagai wahana atau kapal terbang, berbentuk bundar atau silinder, dibuat dari besi, tembaga, raksa dan timbal. Legenda India menyatakan bahwa Wilmana mampu mengeluarkan misil dan petir yang dahsyat


IMAGE 1: Gambaran dari Wilmana, wahana Ramayana

IMAGE 2: Gambaran lain dari bentuk, ukuran dari Wilmana,  termasuk kategori Shakuna  Vimana  dianggap memiliki sayap dan terbang seperti burung, gambar ini dibuat pada tahun 1923 di Bangalore, India. Ilustrasi ini dimuat dalam buku berjudul Vaimanika Shastra, yaitu cara membuat Vimana, telah dicetak dalam huruf latin



DALAM SUSASTRA SANSEKERTA

Dalam kitab - kitab Purana Hindu disebutkan bahwa para dewa memiliki wahana masing - masing, biasanya adalah hewan atau kereta yang ditarik oleh hewan. Kuwera sang dewa kekayaan memiliki Wilmana yang berbeda dibandingkan Wilmana pada umumnya, dan benda itu diperoleh dari dewa Brahma. Wilmana itu diberi nama Puspaka. Dalam Ramayana disebutkan:

"Kereta Puspaka yang menyerupai sang surya dan dimiliki oleh saudaraku dibawa oleh Rahwana yang perkasa; kereta udara yang bagus tersebut mampu pergi kemana pun sesuka hati... kereta itu bagaikan awan gemilang di langit... dan sang raja ( Rama ) memasukinya, dan kereta mulia tersebut berada dibawah kendali sang Raghira, naik menuju lapisan langit yang lebih tinggi".

Menurut kitab Ramayana dan Purana, Wilmana Puspaka yang dimiliki Kuwera direbut oleh Rahwana, setelah kekuasaan Kuwera direbut oleh Rahwana. Kemudian Rahwana menjadi Raja Alengka, karena Rahwana menculik Sita, kerajaan Alengka yang dipimpin oleh Rahwana diserbu oleh Rama dan Laksamana dari Ayodhya dengan bantuan para wanara ( manusia kera ). Setelah Rahwana dikalahkan oleh Rama, Wilmana dipakai sebagai kendaraan untuk mengangkut Rama, Sita, Laksamana, dan para wanara dari Alengka ke Ayodhya. 


Dalam agama Jaina ( Jainisme ), Vimana-vasin atau penghuni dalam Vimana adalah golongan para dewa yang melayani tirthamkara maha-vira. Para dewa Vaimanika ini tinggal di surga Urdhva Loka. Menurut Kalpa Sutra dari Bhadra-bahu, tirthamkara ke-24, yaitu Maha-vira sendiri muncul dari vimana Puspa-uttara, sedangkan tirthamkara ke-22, Arista-nemi muncul dari vimana Aparijita. Tirthamkara Abhinandana ( ke-4 ) dan Sumati-natha ( ke-5 ) sama - sama mengarungi langit dengan "Jayanta-vimana", yakni vimana Sarva-artha-siddhi yang dimiliki oleh para dewa Jayanta; sedangkan tirthamkara Dharma-natha ( ke-15 ) mengarungi langit dengan "Vijaya-vimana". Sebuah vimana mungkin dapat terlihat didalam mimpi, misalnya nalini-gulma. 



IMAGE 3: Ukiran di gua Ellora, menampilkan wilmana sebagai wahana  seperti paviliun bersayap

IMAGE 4: Lukisan dari India yang menggambarkan salah satu adegan  dalam kitab Ramayana, yaitu kedatangan Rama di Ayodhya, wilmana digambarkan sebagai perahu yang dipikul oleh burung













IMAGE 5: Lukisan Bali bergaya Kamasan ( Ubud), pada lukisan ini, wilmana  berada pada sudut kiri atas digambarkan sebagai raksasa bersayap















IMAGE 6: Wayang Wilmana bergaya Surakarta. Dalam pewayangan, wilmana digambarkan sebagai raksasa bersayap


Epik Ramayana menjelaskan secara terperinci peperangan hebat yang terjadi diatas bulan dengan sebuah pesawat "Asvin" atau Atlantean. Inilah salah satu bukti anti gravitasi dan teknologi luar angkasa yang mutakhir sudah ada sejak zaman India kuno, bahkan teknologinya jauh dibandingkan dengan zaman kita ini.


Kembali ke 15.000 tahun yang lalu dimana kerajaan Rama yang berada didaerah India Utara dan Pakistan memiliki kota - kota yang serba canggih yang penataan kotanya mulai dari landscape sampai saluran airnya diatur secara sistematis. Jika kalian ingat kembali kisah Nabi Sulaiman menawan Ratu Balqis, dikatakan bila kita berjalan di lantai istana itu, seolah - olah berjalan diatas air. Didalam Al Quran juga disebutkan mukjizat Nabi Sulaiman yang dapat mengendarai angin, pasti semua ini ada kaitannya dengan teknologi canggih. Rama diperkirakan hidup pada saat bangsa Atlantis sudah tinggal di benua Atlantis, bukti kerajaan Rama masih bisa ditemukan di padang pasir daerah Pakistan Utara dan India Barat. Kerajaan Rama memiliki tujuh kota agung yang diberi nama "Tujuh kota - kota Rishi".
PENELITIAN TENTANG WILMANA

David Hatcher Childress, penulis The Anti-Gravity Handbook, meneliti legenda suatu wahana terbang pada masa India kuno, yang disebut Wilmana. Ia mendapat kesimpulan setelah meneliti legenda Kerajaan Rama. Dalam bukunya, ia menulis:

"Yang disebut 'Kemaharajaan Rama' di India Utara dan Pakistan berkembang semenjak 15.000 tahun yang lalu di Anakbenua India dan merupakan sebuah negara dengan banyak kota besar dan canggih, dan banyak diantaranya bisa ditemukan di gurun - gurun di Pakistan sebelah utara dan India Barat. Keberadaan Rama ternyata berhubungan dengan peradaban Atlantis di tengah Samudra Atlantik dan dipimpin oleh Pendeta-Raja yang Dicerahkan yang menguasai kota - kota. Tujuh ibukota terbesar Rama dikenal dalam susastra Hindu sebagai 'Tujuh Kota Resi'. Menurut sastra India kuno, rakyatnya memiliki wahana terbang yang disebut 'wilmana'. Wiracita India kuno mendeskripsikan wilmana memiliki dua geladak, berbentuk bundar dengan tingkapan dan kubah, seperti bayangan kita akan piring terbang. Benda itu terbang dengan "kecepatan angin" dan menghasilkan "suara yang merdu". Kurang lebih ada empat macam wilmana; beberapa berbentuk seperti piring, yang lain seperti silinder panjang ( kapal berbentuk cerutu )".

Dalam bukunya, Childress menulis bahwa beberapa tahun yang lalu orang Cina menemukan dokumen kuno di Lhasa, Tibet dan mengirimnya ke Universitas Chandrigarh untuk diterjemahkan. Dr. Ruth Reyna dari Universitas tersebut mengatakan bahwa dokumen tersebut memuat cara - cara membuat pesawat luar angkasa. Dia mengatakan, metode untuk menggerakkannya adalah metode "anti-gravitasi" yang disamakan dengan "laghima". Menurut para praktisi Yoga Hindu, "laghima" itu membuat seseorang bisa melayang. Dr Reyna menjelaskan bahwa papan mesin yang dikenal dengan sebutan "astras" ini digunakan oleh masyarakat India kuno untuk membawa satu rombongan manusia ke planet lain, seperti yang tertera di dokumen yang berusia ribuan tahun ini. Manuskrip ini juga menerangkan bagaimana menjadi menghilang ( antima ) dan bagaimana cara menjadi seberat gunung ( gerima ).




 Awalnya para ilmuwan India tidak begitu serius dengan manuskrip ini namun kemudian mereka menyadari akan hakikat bernilainya manuskrip tersebut apabila negara China memasukkan beberapa data pada manuskrip itu untuk dijadikan salah satu program kajian luar angkasa mereka. Walaupun manuskrip tersebut memaparkan rancangan penjelajahan antar planet dan penjelajahan bulan namun tidak dijelaskan apakah rancangan itu benar - benar dilakukan. Akan tetapi salah satu epik terkenal India yakni Ramayana mempunyai cerita terperinci tentang penjelajahan ke bulan dengan menggunakan Wimana atau Astra.





Pertemuan bertajuk "Sains dan Teknologi pada Zaman India Kuno" diselenggarakan bulan Desember tahun 1990 di B.M Birla Science Center di Hyderabad, A.P, India. Banyak topik tentang ilmu penerbangan India kuno yang didiskusikan. Vaimanika Prakaranam dalam Vimana Vignana menguraikan instrumen yang mampu mendeteksi objek yang berada di bawah tanah. Sebuah semikonduktor berbahan ferit yang bernama Chumbaka meradiasikan sinyal gelombang mikro dan mendeteksi objek tersembunyi.


Seorang ufolog Italia, Roberto Pinotti mempresentasikan makalah berjudul "Aeronautics in Ancient India" dalam World Space Conference yang diselenggarakan di Bangalore. Ia berkata kepada hadirin dalam konferensi itu bahwa Wilmana mirip dengan pesawat terbang bertenaga jet. Ia yakin bahwa benda tersebut menunjukkan adanya desain yang sangat kompleks dan dibuat oleh orang yang sangat ahli. Sedangkan Dileep Kumar Kanjilal dalam "Vimana in Ancient India;Aeroplanes or Flying Machines in Ancient India" tahun 1985 mengatakan adanya dorongan pendorong ion.




Maharaja India Ashoka telah mendirikan sebuah organisasi bernama "Sembilan Lelaki Misterius" yang terdiri dari para ilmuwan terkenal India yang mengkatalogkan berbagai sumber sains. Ashoka menyembunyikan semua hasil kerja mereka karena merasa bahwa penemuan terbaru itu akan terpasung dari sumber India kuno dan akan disalahgunakan untuk hal yang tidak baik seperti peperangan.

"Sembilan Lelaki Misterius" telah membuat sembilan buah buku yang antara satu dengan yang lain saling berkaitan, buku dengan tajuk "Rahasia - rahasia gravitasi" sangat dikenal oleh kalangan sejarawan namun tidak dianggap sebagai sesuatu yang berkaitan dengan gravitasi Bumi. Buku ini sekarang masih ada dan tersimpan di perpustakaan rahasia di India, Tibet atau tempat lain. 
SUMBER WILMANA
  • www.id.wikipedia.org/wiki/Wilmana
  • Google.co.id



Agartha - Peradaban Modern di Inti Bumi

Agartha, umat Hindu menyebutnya Agharthi, merupakan kota dalam legenda yang terdapat di inti Bumi, berhubungan dengan hipotesis Hollow Earth, hipotesis yang menyatakan bahwa ditengah Bumi ini masih terdapat Matahari lain dan peradaban yang lain. Topik berkenaan dengan Agartha ini merupakan subjek yang popular di Esotericism. Agartha, peradaban modern diinti Bumi ini memiliki ibukota yang bernama Shamballah, terkadang dikenal sebagai Forbidden Land, Land of White Waters, Land of Radiant Spirits, Land of Living Fire, Land of Living Gods, dan Land of Wonders. Umat Hindu mengenalnya sebagai Aryavartha ( Land of The Aryans atau Land of the Noble ), tanah dimana munculnya Vedas; Chinese menyebutnya Hsi Tien, Western Paradise of Hsi Wang Mu, the Royal Mother of the West; the Russian Old Believers, Kristiani abad 19 mengenalnya sebagai Belovodye dan orang Kirghiz mengenalnya sebagai Janaidar. Namun, diseluruh Asia lebih dikenal berdasarkan nama Sansekertanya yaitu Shambhala, artinya tempat damai, ketenangan. Peradaban Agartha diceritakan berpopulasi mencapai miliaran dan merupakan peradaban yang paling modern di Bumi. Salah satu kotanya yang terkenal adalah Telos yang terletak di bawah Gunung Shasta


IMAGE 1: Menurut hipotesis Hollow Earth, pintu masuk utama menuju peradaban Agartha adalah melalui Kutub Utara dan Kutub Selatan

IMAGE 2: Peta dari peradaban Agartha serta lorong bawah tanah yang terkoneksi ke Bumi bagian atas


IMAGE 3: Hollow Earth juga kadang dikaitkan dengan Gray Alien


Agartha merupakan topik yang populer di perbincangkan, hingga pada akhir abad keseriusan tentang Agartha berkurang, ditambah lagi dengan teori Hollow Earth yang tidak di support oleh sains modern. Ide dunia bawah tanah ini mungkin terinspirasi dari ajaran agama kuno pada Hades, Sheol, dan Hell. Ferdynand Antoni Ossendowski menulis bukunya berjudul Beasts, Mens, and Gods pada tahun 1920 yang juga mendiskusikan tentang Agartha. Mitos Agartha juga dikenal sebagai Shambhala, dikenal di India, manusia bawah tanah di kepalai oleh the Masters, Master yang merupakan ketua Spiritual kemanusiaan. Menurut Yves Saint-Alexandre d'Alveydre ( 1842-1909 ), dunia misterius Agartha dan segala pengetahuan dan kekayaannya akan dapat diakses oleh seluruh umat manusia ketika agama Kristen hidup dalam perintah-perintah yang telah disusun Musa dan Yesus, artinya bahwa "Ketika Anarki yang ada di dunia kita diganti dengan Synarchy tersebut". Yves memberikan deskripsi yang 'hidup' tentang Agartha seolah-olah peradaban ini memang ada, terdapat di Himalaya, Tibet. Versi Saint Yves tentang sejarah Agartha bersumber dari informasi yang 'terungkap', berarti di dapat Saint Yves sendiri melalui 'penyelerasan'. Saint Yves menciptakan Archaeometre.


Pintu gerbang menuju Agartha adalah sebagai berikut:

  • Kutub Utara
  • Kutub Selatan
  • Gurun Gobi, Mongolia
  • Cave of the oil birds, Ekuador
  • Great Pyramid of Giza
  • Goa Mammoth, Kentucky, USA
  • Manaus, Brazil
  • Mato Grosso, Brazil
  • Gunung Epomeo, Italia
  • Gunung Shasta, Kalifornia ( kota Agartha, Telos )
  • Rama, dekat Jaipur, India
  • Sumur Sheshna di Benares, India ( kota Agartha, Patala )
  • Air terjun Iguazu, Argentina dan Brazil

TEORI AGARTHA

Sumber awal dari kepercayaan terhadap penghuni bawah tanah adalah The Smoky God ( 1908 ) oleh Willis George Emerson ( 1856-1918 ), yang mengklain bahwa buku ini adalah biografi dari pelaut Norwegia bernama Olaf Jansen. Buku tersebut menceritakan bagaimana sang pelaut berlayar masuk ke dalam Bumi melalui pintu gerbang di Kutub Utara. Selama dua tahun ia tinggal bersama penghuni disana yang memiliki tinggi 12 kaki, atau sekitar 3 meter 66 cm dan dunia yang diterangi oleh Matahari pusat yang berasap. Ibukota mereka dikatakan sebagai Taman Eden yang asli, meskipun Emerson tidak menggunakan kata Agartha, namun tulisan selanjutnya berjudul Agartha-Secret of Subterranean Cities mengidentifikasi penghuni yang ditemui Jansen di Agartha dengan sebutan Agarthan. Menurut buku Agartha-Secret, Shambhalla the Lesser, salah satu koloni, merupakan kursi pemerintahan untuk jaringan. Sementara Shambhalla the Lesser merupakan inner continent, koloni satelitnya lebih kecil dan tertutup terletak dibawah kerak Bumi dan gunung. Peristiwa perang yang terjadi di permukaan Bumi membuat mereka turun ke bawah tanah. Perang ini termasuk perang panjang antara Atlantean dan Lemurian dan penggunaan senjata thermonuclear yang akhirnya menenggelamkan dan menghancurkan kedua peradaban yang sangat maju ini.

Gurun Sahara, Gurun Gobi, the Australian Outback dan gurun pasir di barat daya AS merupakan contoh dari kerusakan yang terjadi akibat perang tadi. Sub kota dibangun sebagai tempat mengungsi bagi masyarakat dan tempat aman untuk menyimpan catatan suci, ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihargai oleh kebudayaan kuno ini. Dikatakan bahwa kota Lemuria yang berlokasi di Gurun Gobi di Mongolia dihancurkan oleh Atlantis melalui perang dahsyat yang menyebabkan kehancuran Atlantis dan Mu. Mu adalah kota yang megah di permukaan Bumi yang sekarang adalah Gurun Gobi. Kota Mu memiliki dua kota satelit yang bernama Agartha Alpha dan Beta yang selamat dari kehancuran. Penghuni Agartha dikatakan memiliki pengetahuan sains dan kemahiran yang jauh melebihi penghuni permukaan Bumi, teknologi yang hilang dari Atlantis. Penerus dari Lemuria sekarang hidup damai di bawah tanah. Ketua dari negeri ini ( sebutan yang bervariasi yaitu Ascended Masters, Guardian of the Tradition, Pyschoteleios atau Yang Sempurna, Yang Bersinar, the Ancients, the Watchers, the Immortals, the Monitors, the Hidden Directorate, the Children of Seth, dsb ). Tidak ada jalan masuk ke Agartha Alpha dan Beta di daerah lain di planet ini selain Gurun Gobi dan diamankan menggunakan teknologi illusi yang jauh melampaui sains modern. Masyarakat Tibet mengenal kota Agartha sebagai Shambala dan percaya selama berabad-abad dengan keberadaannya sebagai waduk pengetahuan kuno dan teknologi mutakhir. Di Tibet, ada sebuah kuil mistik utama juga disebut Patala. The Old Ones, pada artikel berjudul The Earth Hollow: Mitos atau Realitas untuk Atlantis Rising, Brad Steigers menulis tentang legenda The Old Ones, sebuah ras kuno yang mendiami permukaan Bumi jutaan tahun yang lalu dan kemudian pindah ke bawah tanah.

Steiger menulis "The Old Ones, ras yang sangat cerdas dan maju secara ilmiah telah memilih struktur lingkungan mereka sendiri di bawah permukaan planet dan melengkapi segala kebutuhan mereka. The Old Ones adalah hominid, hidup dengan usia yang panjang, dan pre-date Homo Sapiens selama lebih dari sejuta tahun. The Old Ones umumnya tetap jauh dari orang-orang permukaan Bumi, tetapi dari waktu ke waktu, mereka telah dikenal untuk menawarkan kritik konstruktif, dan sering dikatakan, mereka  sering menculik anak-anak manusia untuk dididik dan dipelihara sebagai milik sendiri".

Menurut Teori Buddha, Agarthans dikenal sebagai para supermen dan superwomen yang sering melihat-lihat perkembangan peradaban manusia yang berada di permukaan Bumi. Dipercaya juga bahwa mereka memiliki sekitar jutaan penghuni dan memiliki banyak kota, ibukotanya adalah Shambala. Filosofi kuno menyatakan bahwa Agartha pertama kali berkoloni ribuan tahun yang lalu pada saat seorang suci memimpin mereka ke bawah tanah. Mereka memiliki pengetahuan sains keahlian yang jauh melampaui penduduk yang tinggal di permukaan. The Ramayana, teks yang paling terkenal yang berasal dari India, menceritakan seorang yang hebat yakni Rama. Dideskripsikan bahwa Rama adalah 'utusan dari Agartha' yang tiba di Vimana. Di India ada kepercayaan kuno yang masih dipegang beberapa orang, adanya ras ular manusia bawah tanah yang tinggal di kota Patala dan Bhogavati. Berdasarkan legenda, mereka berperang dikerajaan Agartha, The Nagas, menurut "The Deep Dwellers", dideskripsikan sebagai ras atau spesies yang sangat maju, dengan teknologi yang sangat maju. Mereka sangat membenci manusia sehingga mereka sering menculik, menyiksa, mengawin silang dan bahkan untuk dimakan. Pintu masuk, sementara pintu masuk untuk menuju Bhogavati ada disuatu tempat di Himalaya, orang yang percaya menegaskan bahwa Patala dapat dicapai melalui sumur Sheshna di Benares, India. kata William Michael Mott dalam "The Deep Dwellers", menurut Herpetologist dan penulis Sherman A.Minton, sebagaimana tertulis dalam bukunya berjudul Venomous Reptiles, pintu gerbang ini sangat nyata, dengan 40 langkah yang turun ke circular depression, untuk mengakhiri di pintu batu yang tertutup yang berelief kobra.




IMAGE 4: Salah satu cuplikan teks India yang terkenal yakni The Ramayana tentang hieroplanes 


SUMBER AGARTHA


  • www.crystalinks.com/hollowearth.html
  • wikipedia.org
  • google.co.id




Friday, November 25, 2011

Gigas Codex

Gigas Codex atau biasa disebut juga dengan nama Kitab Iblis atau Alkitab Iblis, karena berisi ilustrasi yang kompleks tentang isi Neraka. Dilambangkan dengan Sigla gig ( sistem tradisional ) atau 51 ( sistem Beuron ), kodeks ini merupakan manuskript yang terbesar pada abad pertengahan dunia, berada pada abad ke-13 di Republik Ceko, Biara Benedikt di Podlazicach. Tersimpan di Perpustakaan Nasional Swedia di Stockholm. Memiliki sampul kayu yang dilapisi kulit dan ornamen logam. Untuk mengangkutnya, dibutuhkan setidaknya 2 orang karena beratnya yang mencapai 75 kilogram dengan tinggi 91 cm, lebar 50 cm dan ketebalan 22 cm. Memiliki 320 halaman, namun ada 8 halaman yang di robek, kemungkinan besar karena berisi aturan monastik Benedikt. Setiap halaman terbuat dari kulit sapi dan sedikitnya dibutuhkan kulit dari 160 anak sapi untuk membuatnya.


IMAGE 1: Halaman ke-289 dan 290 Gigas Codex, halaman 290 berisi gambar setan dengan tinggi mencapai 50 cm, halaman selanjutnya setelah gambar ini kosong

SEJARAH GIGAS CODEX

Kitab ini ditemukan dekat dengan kota Chrudim yang dihancurkan pada abad ke-15. Catatan pada kitab ini tertulis tahun 1229. Kodeks ini dibawa ke Biara Cistercians di Sedlec, lalu dibawa ke Biara Benedikt di Brevnov. Dari tahun 1477-1593 disimpan di Perpustakaan Biara di Broumov, hingga akhirnya pindah ke Prague pada tahun 1594 untuk dikoleksi oleh Rudolf II Habsburg. Tahun 1648, pada akhir Perang Tiga Puluh Tahun, seluruh koleksi Rudolf dirampas pasukan Swedia, dan dari tahun 1649-2007 disimpan di Perpustakaan Kerajaan Swedia di Stockholm. Setelah 359 tahun, tepatnya tanggal 24 September 2007, kodeks ini kembali ke Prague sebagai pameran asal Swedia sampai Januari 2008.


ISI GIGAS CODEX

Kodeks ini berisi seluruh isi Alkitab, mulai dari Perjanjian lama hingga Perjanjian baru yang diterjemahkan ke bahasa Latin, untuk Wahyu dan Kisah Para Rasul diterjemahkan ke dalam bahasa Latin kuno, ensiklopedia Etimologi Isidore dari Seville, Antiquities dan De Bello Judaica Yosefus, Chronica Boemorum Cosmas dari Prague, beragam perjanjian ( historis, etimologis dan fisiologis ), kalender obituari, daftar biarawan yang terdapat di biara Podlazicach, formula ajaib dan catatan lokal lainnya. Seluruh dokumen ditulis Latin. Manuskript termasuk iluminasi warna merah, biru, kuning, hijau dan emas. Huruf awal ditandai dengan ornamen yang rumit, seringkali melalui seluruh halaman. Kodeks ini memiliki penampilan yang homogen, seakan - akan sifat penulis tidak berubah - ubah dari waktu ke waktu, tidak terlihat tanda - tanda penulis mengalami penuaan, penyakit atau perubahan mood, yang seharusnya hadir saat ia menulis. Hal ini menimbulkan keyakinan bahwa seluruh kodeks ditulis dalam waktu yang singkat. Pada halaman yang ke-290 terdapat gambar unik berupa sesosok setan dengan tinggi 50 cm dan pada sisa halamannya kosong. Beberapa halaman sebelum gambar ini menghitam dan memiliki karakteer yang gelap yang berbeda dengan seluruh manuskript yang lain. Pada Kisah Para Rasul dan Wahyu menceritakan Text of The West. 
IMAGE 2: Salah satu contoh iluminasi yang sangat dominan pada Gigas Codex, iluminasi berwarna merah, biru, kuning, hijau dan emas


IMAGE 3: Halaman 290 dari Gigas Codex, menggambarkan gambar setan berukuran 50 cm, bentuk terima kasih sang penulis kitab atas bantuan setan



LEGENDA SANG PENULIS GIGAS CODEX

Konon, sang penulis merupakan biarawan yang melanggar peraturan biara, ia pun dihukum digantung didinding hidup - hidup. Untuk menghindari hukuman yang berat itu, ia pun berjanji untuk menciptakan buku bagi kemuliaan abadi biara sebuah buku berisi tentang segala pengetahuan manusia hanya dalam jangka waktu satu malam. Tengah malamnya, ia menyadari tidak akan sanggup untuk melakukannya sendirian, maka ia pun menjual jiwanya kepada setan dengan imbalan sebuah bantuan. Sang setan menyelesaikan seluruh manuskript itu dalam kurun satu malam, dan penulis pun menambahkan gambar setan sebagai rasa terima kasih atas bantuan setan. Kodeks ini merupakan sumber pembelajaran bagi para sarjana.

PENELITIAN TERBARU TENTANG GIGAS CODEX

Penelitian terbaru berdasarkan ilmu graphology dan komposisi tinta, bahwa kodeks Gigas ditulis oleh satu orang, tetapi memberinya makna setan adalah salah. Salah menerjemahkan kata Latin inclusus, mungkin tidak ada hukuman, melainkan penulis yang merupakan seorang biarawan suka rela mengisolasi dirinya dari dunia di sel isolasi dan membuat sebuah kitab sebagai penebusan dosa. Gambar setan merupakan gambaran besar dari kerajaan surga. Sebagai pelengkap buku ini terdapat banyak mantra yang mirip dengan ritual egzorcystycznych. Perlu diingat bahwa proses manuskript membutuhkan waktu yang lama dan bila dijalankan oleh satu orang maka memakan waktu beberapa tahun.

ARTI GIGAS CODEX

Diantara buku - buku Perjanjian Baru, yang paling penting adalah Kisah Para Rasul dan Wahyu. Keduanya disalin dari manuskript pada pertengahan abad ke-4 ( menunjukkan catatan pinggir ), keduanya memiliki kompatibilitas yang besar dengan kutipan Uskup Lucifer dari Sardinia. Pada Kisah Para Rasul 18, 25 adalah asli. Yang tak ternilai adalah Chronicle Cosmas, yang menggambarkan sejarah Bohemia.

SUMBER GIGAS CODEX
  • en.wikipedia.org/wiki/Codex_Gigas
  • google.co.id